31 Des 2012

makalah peradaban islam pada masa khulafaur rasidin

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sejarah peradaban islam memiliki arti yang sangat penting dan tidak bisa kita abaikan begitu saja. Karena dengan sejarah kita bisa mengetahui apa yang telah terjadi pada zaman sebelum sekarang dan juga kita bisa mengerti bagaimana pemerintahan pada zaman nabi sampai pada khulafaur rasyidin.
Kaum muslim mulai dipimpin oleh seorang khalifah semenjak wafatnya nabi untuk menggantikan kedudukan nabi sebagai pemimpin umat dan pemimpin negara.

B.    Rumusan Masalah
a.    Apa pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin ?
b.    Bagaimana kepemimpinan pada masa khalifah Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali ?
c.    Bagaimana perkembangan peradaban islam ?

C.    Tujuan
a.    Kita bisa mengetahui pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin
b.    Kita bisa mengetahui kepemimpinan pada masa khulafaur rasyidin
c.    Kita bisa mengetahui perkembangan peradaban islam
d.    Kita bisa mempelajari sejarah lebih dalam lagi

BAB II
PEMBAHASAN
PERADABAN ISLAM PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN

A.    Pengertian Khulafaur Rasyidin
Kata khulafaur rasyidin terdiri dari dua kata, yaitu khulafa’kata khulafa’ dan arrasyidin. Kata khulafa’ adalah jama’ dari kata kholifah, yang artinya pengganti atau orang yang ditunjuk sebagai pengganti, pemimpin atau penguasa. Kata arrasyidin adalah bentuk jama’ dari kata arrasyid, artinya orang yang mendapat petunjuk.
Jadi, menurut istilah khulafaur rasyidin adalah orang-orang yang ditunjuk sebagai pengganti, pemimpin atau penguasa, yang selalu mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.
Menurut istilah, khulafaurrasyidin adalah orang-orang yang ditunjuk menggantikan kedududkan rasulullah sebagai pemimpin umat dan kepala negara, setelah Rasulullah wafat.

B.    Kedudukan dan Tugas Khulafaur Rasyidin
Semasa rasulullah masih hidup, beliau tidak pernah berwasiat kepada siapapun tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin, setelah beliau wafat.
Hal ini menunjukkan bahwa beliau sudah menyerahkan masalah kepemimpinan dan kepala negara kepada semua umat islam.
Karena itulah, setelah beliau wafat bahkan belum sampai jenazah beliau dimakamkan, kaum anshar dan muhajirin sudah memperebutkan kekuasaan dan berkumpul di balai kota bani sa’idah, madinah untuk memusyawarahkan siapa yang akan menjadi pemimpin sebagai pengganti nabi. Kaum anshar dan muhajirin merasa sama-sama berhak menjadi pemimpin dan akhirnya dengan semangat dan ukhuwah islamiah yang tinngi, Abu Bakar terpilih menjadi pemimpin umat islam.
Sebagai pengganti rasulullah, para khalifah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam sejarah umat islam, yaitu :
1.    Sebagai pemimpin umat islam
2.    Sebagai penerus perjuangan rasulullah
3.    Sebagai kepala negara, dan kepala pemerintah
Setelah nabi wafat, banyak umat islam terutama orang-orang yang masih lemah imannya keluar dari agama islam dan juga banyak orang yang tidak mau membayar zakat, bahkan juga ada orang yang mengaku menjadi nabi.
Dengan beberapa faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa tugas khulafaur rasyidin yang terpenting adalah sebagai berikut :
1.    Melanjutkan dakwah dan risalah nabi dalam membina umat islam sesuai dengan alqur’an dan sunnah rasulullah.
2.    Memerangi orang yang sengaja mau merusak islam.
3.    Memerintah sebagai kepala negara dan kepala pemerintah.
4.    Mengembangkan dan memperluas wilayah islam.
Adapun nama-nama khulafaur rasyidin adalah sebagai berikut :
1.    Abu Bakar as-Siddiq (632-634 M / 11-13 H)
2.    Umar bin Khattab (634-644 M / 13-23 H)
3.    Usman bin Affan (644-656 M / 23-35 H)
4.    Ali bin Abi Thalib (656-661 M / 35-40 H)

C.    Masa Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin
1.    Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu bakar adalah orang pertama yang masuk islam dari kalangan tua. Meskipun pada waktu masuk islam beliau tidak muda lagi tapi semangat beliau tidak setua dengan usianya, beliau mempunyai semangat besar dalam mendakwahkan dan mengembangkan agama yang dibawa oleh Rosulullah. Dan banyak para sahabat yang masuk islam atas jasa beliau, diantaranya Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf. Dan karena kebaiakannya beliau juga membeli budak-budak yang disiksa oleh tuannya karena memeluk agama islam, diantara budak-budak yang dimerdekakannya adalah: “Bilal bin Rabah, Amir bin Fuhairah, Zanirah, dan lain-lain”.
Setelah Rosulullah saw. Wafat banyak sekali pertentangan dalam menentukan siapa yang pantas dan berhak menjadi khalifah, salah satu diantaranya adalah kaum anshar yang menginginkan bahwa yang berhak menjadi khalifah adalah kaum yang berasal dari anshar. Akan tetapi permintaan itu ditolak, dan sebagian besar kaum muslimin pada waktu itu menginginkan Abu Bakar. Maka dipilihlah beliau sebagai khalifah.
Setelah Abu Bakar Ash-Siddiq dibaiat sebagai khalifah yang pertama, banyak sekali kesulitan-kesulita yang beliau hadapi, dengan masa pemerintahan yang singkat yakni kurang lebih 2 tahun 3 bulan, beliau berhasil menghadi persoalan yang terjadi pada waktu itu, diantaranya adalah “melakukan pemberantasan kepada orang-orang murtad, orang-orang yang tidak mau membanyar zakat, dan yang mengaku sebagai nabi.”  Selain itu kerja keras yang beliau lakukan pada masa pemerintahannya adalah menerima gagasan untuk menghimpun Al-Qur’an dalam satu mushaf. Yang mana Umar bin Khattab adalah orang pertama yang mengusulkannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an karena pada waktu itu para sahabat yang hafal  Al-Qur’an banyak yang gugur dimedan perang. Inilah untuk pertama kalinya Al-Qur’an dihimpun.
Perluasan wilayah pada masa Abu Bakar ash-Siddiq ditujukan ke Persia dan Syiria (yang dikuasai oleh Romawi timur dibawah pimpinan Kaisar Heraklius).
Di wilayah Persia, Abu Bakar mengangkat Khalid bin Walid dan Mutsanna bin Haritsah sebagai panglima. dan mereka menuai kesuksesan dalam menakhlukkan wilayah ini, setelah itu khalifah Abu bakar memerintahkan kepada kedua panglima tadi untuk membantu dan bergabung dengan pasukan islam yang ada diSyiria. Usaha perluasan wilayah di Syiria, Abu Bakar menugaskan 4 panglima perang, diantaranya:
a.    “Yazid bin Abu Sofyan, ditempatkan di Damaskus
b.    Abu Ubaidah bin Jarrah, ditempatkan di Homs dan sebagai penglima besar
c.    Amr bin Ash, ditugaskan di Palestina
d.    Surahbil bin Hasanah, ditugaskan di Yordania”.
Sebenarnya pengembangan islam di Syiria sudah dimulai ketika Nabi akan wafat dibawah pimpinan Usamah bin Zaid, namun berhenti ketika mendengar berita bahwa Nabi Muhammad saw. Wafat. Dan perluasan wilayah ini dilanjutkan kembali pada masa pemerintahan Abu Bakar, usaha ini di pimpin oleh 4 panglima yang telah penulis sebutkan sebelumnya dan diperkuat lagi dengan pasukan Khalid bin Walid dan Mutsanna nin Haritsah. Ditengah berkecamuknya perang melawan Romawi ini terdengar kabar bahwa Abu Bakar Ash-Siddiq wafat pada tahun 13H/ 634M. dan kekhalifahan dipegang oleh Umar bin Khattab.

2.    Umar bin Khattab (643-644 M / 13-23 H)
Dalam peradaban islam umar sangatlah berarti penting, jasa-jasanya untuk perkembangan islam dan kepentingan umat sangat kuat. Dapat diibaratkan, Umar bin Khattab bagaikan mutiara yang cemerlang dalam sejarah perkembangan islam. Para ahli sejarah sepakat bahwa umar bin khattab adalah seorang negarawan, seorang jendral yang ahli dalam strategi perang, pemimpin umat dan negara yang jujur, adil, disiplin, dan sangat sedrehana.
Banyak sekali perjuangan dan jasa-jasa Umar bin Khattab, di antara jasa dan hasil perjuangan Umar bin Khattab adalah sebagai berikut :
a)    Perluasan wilayah
Pada masa pemerintahan Umar usaha pengembangan wilayah terus dilanjutkan. Khalifah Umar bin khattab melanjutkan perluasan dan pengembangan islam ke persia yang telah dimulai sejak khalifah Abu Bakar.
Beliau juga mengembangkan kekuasaan islam ke mesir, yang pada saat itu penduduk mesir sedang mendapatkan penganiayaan dari bangsa romawi dan sangat membutuhkan bantuan dari orang-orang islam.
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat,  Umar segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia.
b)    Bidang Pemerintahan
Khalifah Umar bi Khattab sangat memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kelancaran pemerintahan. Pembangunan fasilitas kepemerintahan di masa khalifah Umar sangat maju pesat. Di antara sarana-sarana pemerintahan yang dibangun adalah :
1)    Mendirikan baitul mal
2)    Mencetak mata uang negara
3)    Membentuk pasukan penjaga tapal batas
4)    membentuk peraturan gaji pegawai pemerintah
5)    membuat sarana komunikasi dan informasi

3.    Ustman bin Affan
Ibnu Abdil Barr mengatakan, “Utsman dibaiat sebagai khalifah pada sabtu, 1 Muharram 24 H setelah tiga hari dari pemakaman Umar bin Al-Khathab.
    Khalifah sebelumnya, Umar bin Al-Khathab telah menyiapkan sebuah komite yang terdiri dari enam dari sepuluh orang sahabat Rasulullah untuk memilih khalifah diantara mereka. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, thalhah bin Ubaidillah, Abdurahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi waqqash. Di antara mereka yang di pilih sebagai khalifah islam yang ketiga adalah Utsman bin Affan.
    Enam tahun pertama masa pemerintahan Utsman bin Affan berjalan dengan damai, namun enam tahun masa pemerintahan sesudahnya, terjadi pemberontakan. Sayangnya utsman tidak isa menindak tegas para pemberontak ini. Beliau selalu berusaha untuk membangun komunikasi yang berlandaskan kasih sayang dan berlandaskan hati. Tatkala para pemberontak memaksa untuk melepaskan kursi kekhalifahan, beliau menolak dengan mengutip perkataan Rasulullah. “suatu saat nanti mungkin Allah akan memakaikan baju padamu, wahai utsman. Dan jika orang – orang menghendakimu untuk melepaskannya, jangan lepaskan hanya karena oang – orang itu.”
    Setelah terjadi pengepungan yang lama, akhirnya pemberontak  berhasil memasuki rumah utsman dan membunuhnya. Utsman bi Affan syahid pada hari jumat, 17 Dzulhijjah 35 H, setelah memerintah selama 12 tahun, sejak tahun 23 H.
    Selama masa kekhalifahan utsman bin affan, kejayaan islam terbentang dari Armenia, kaukasia, khurasan, kirman, sijistan, Cyprus, sampai mencapai afrika utara. Kontribusi utsman yang paling besar dalam sejarah islam adalah kompilasi dari teks asli Al-Qur’an yang lengkap. Banyak salinan Al qur’an berdasarkan teks asli juga dibuat dan di distribusikan keseluruh dunia islam. Dalam mengerjakan proyek besar ini, beliau dibantu dan banyak mendapatkan masukan dari Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurahman bin Al-Harits. Utsman berhasil membangun administrasi kekhalifahan yang terpusat dan memantapkan penerbitan Al-Qur’an yang resmi.
    Pengadilan agama yang semula dilakukan di masjid, oleh utsman dibangun gedung baru, khusus gedung pengadilan. Beliau juga yang mengadakan perluasan Masjid Nabawi dan Masjidil haram serta membentuk armada laut islam yang pertama ketika terjadi perang Dzatuswari (perang tiang kapal) yang di pimpin Muawiyah bin Abi Sufyan pada 31 H.
       
    Utsman bin Affan bin Abul Ash lahir dari keluarga yang kaya dan berpengaruh dari suku bangsa quraish silsilah bai umayyah. Usia beliau lebih muda lima tahun dari Rasulullah. Ia mendapatkan pendidikan yang baik, belajar membaca dan menulis pada usia dini. Di masa mudanya, ia telan menjadi seorang pedagang yang kaya dan dermawan. Dua kisah diatas merupakan bukti kedermawaannya.
    Utsman berasal dari starta social dan ekonomi tinggi yang pertama – tama memeluk islam.  Ia memiliki kepribadian yang baik, bahkan sebelum memeluk islam, utsman terkenal dengan kejujuran dan integritasnya. Rasulullah berkata, “orang yang paling penuh kasih sayang dari umatku kepada umatku adalah abu bakar, yang paling gagah berani membela agama Allah adalah umar, dan yang paling jujur kerendahatiannya adalah utsman.
    Mengenai sifat rendah hatinya ini, Rasulullah berkata, “ bukankah pantas saya merasa rendah hati terhadap seseorang bahkan malaikat pun berendah hati terhadapnya?”
        Kepribadian utsman benar – benar merupakan gambaran dari akhlak yang baik yang baik menurut islam (akhlakul karimah). Ia jujur, dermawan, dan sangat baik hati. Rasulullah mencintai utsman karena akhlaknya, mungkin itulah alas an mengapa beliau mengizinkan dua anaknya untuk menjadi istri utsman. Yang pertama adalah Ruqayyah. Ia meninggal setelah perang badar. Rasulullah sangat tersentuh akan kesedihan yang dialami oleh utsman sepeninggal Ruqayyah dan menasehati utsman untuk menikahi seorang lagi anak perempuan beliau Ummu Kultsum. Karena kehormatan yang besar dapat menikahi dua anak perempuan Rasulullah, utsman terkenal dengan sebutan Dzun Nurain atau sang pemilik dua cahaya.
Kedermawanan utsman tampak pada kehidupannya sehari – hari. Ketika bencana kekeringan melanda madinah, kaum muslimin terpaksa menggunakan sumur rum sebagai sumber mata air satu satunya. Sayangnya, sumur  tersebut milik yusur, seorang yahudi tua yang serakah. Untuk mengambil air sumur itu, kaum muslimin harus membayar mahal dengan harga yang ditetapkan si yahudi.

4.    Ali bin Abi Thalib (35 – 40 H/656 – 661 M)
Dia adalah khalifah keempat dari khulafaur Rasyidin. Ayahnya abu thalib bin Abdil Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf. Ibunya Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf. Jadi, baik dari ayah maupun ibunya, ali adalah keturunan Bani Hasyim.
Setelah terbunuhya Utsman, kaum muslimin memilih Ali untuk menjadi pemimpin mereka. Pada masa Ali timbul beberapa gerakan yang menentang pemerintahan. Karena itu, selama memerintah beliau banyak mencurahkan perhatiannya pada pembangunan dan penerbitan keadaan dalam negeri, kholifah Ali mempunyai watak pemberani, pandai memanah dan memainkan pedang, ahli hukum agama. Beliau selalu ikut dalam suatu perang besar Rasulullah kecuali perang Tabuk. Dalam pemerintahannya, beliau melakukan penggantian para gubernur yang di angkat oleh Usman. Tindakan ini menimbulkan beberapa akibat, diantaranya munculnya tiga golongan( golongan Ali, golongan Muawiyahh, dan golongan Aisyah, Zubair dan Thalhah). Meletusnya perang Jamal, perselisihan Ali dan Muawiyah dan terjadi perang Shiffin. Akibat dari perang Shiffin muncullah Khowarij dan Syi’ah. Khowarij adalah kelompok yang keluar dari golongan Ali karena tidak setuju dengan kebijakan Ali memberhentikan perang Shiffin disaat pihaknya merasa hampir menang, di samping tidak setuju diadakannya pertempuran perdamaian dengan pihak Muawiyah di Daumatul Jandal. Peristiwa ini dikenal dengan peristiwa Majelis Taklim Daumatul Jandal. Sedangkan Syi’ah adalah golongan yang tetap loyal terhadap Ali.
Beberapa orang Khowarij yang beranggapan bahwa pangkal kekacauan di kalangan umat Islam ada tiga orang Imam yaitu: Ali, Muawiyah dan Amru bin As. Karena itu mereka harus di bunuh. Asda tiga orang Khowarij yang bertugas membunuh mereka yaitu Abd.Rahman bin Muljani bertugas membunuh Ali dan ia berhasil, Barak bin Abdullah bertugas membunuh Muawiyah dan tikamannya hanya mengenai pinggul dan ia tidak meninggal, bahkan Barak sendiri di bunuh sedangkan Amir bin Bakri bertugas membunuh Amr bin Ash dan tidak berhasil karena tidak hadir mengimami sholat, sehingga yang terbunuh adalah wakilnya. Selama masa Khulafaurrasyidin, dalam bidang kebudayaan mengalami kemajuan, misalnya munculnya seni sastra dan bangunan yang meliputi:
a.    Seni bangunan sipil( seperti  pembuatan gedung)
b.    Seni bangunan agama( seperti pembangunan masjid)
c.    Seni bangunan militer( seperti pembangunan benteng pertahanan)
Departemen yang di bentuk antara lain:
a.    Al- Nidham Al- Siyasi( menangani masalah politik)
b.    An- Nidham Al- Idari( menangani administrasi negara)
c.    Al- Nidham Al- Mali( menangani keuangan dan ekonomi negara)
d.    An- Nidam Al- Harbi( menangani angkatan perang dan perlengkapannya)
e.    An- Nidham Al- Qadha’( menangani masalah kehakiman)
KEBIJAKAN ALI BIN ABI THALIB
Sudah diketahui bahwa Ali Bin Abi Thalib memiliki sikap yang kokoh, kuat pendirian dalam membela yang hak. Setelah di baiot sebagai khalifah, dia cepat mengambil tindakan. Beliau mengambil tindakan yaitu mengeluarkan perintah yang menunjukkan sikap ketegasan sikapnya diantaranya:
1.    Memecat beberapa gubernur yang pernah diangkat Usman Bin Affan, mereka adalah Bani Umayah.
2.    Mengembalikan kembali tanah- tanah dan hibah yang demikian  besar jumlahnya.
Tindakan ini muncul karena adanya pemberontakan Bani Umayah yang tidak membaiatnya sebagai khalifah. Ini tergambar dengan jelas dari sikap Muawiyah Bin Abu Sufyan, yang saat ini menjadi gubernur Syam. Sedangkan wilayah- wilayah lain telah membaiat Ali.


























Adapun Abdurrahman bin Muljam,tidak mendapatkan kesulitan melaksanakan tugasnya. Sebab, Khalifah Ali tidak pernah punya pengawal pribadi. Ia hidup seperti rakyat biasa. Pagi itu, ketika sedang menuju Masjid Agung di Kufah, ia diserang Abdurrahman bin Muljam. Akibat menderita luka yang cukup parah, Khalifah Ali meninggal pada 19 Ramadhan 40 H dalam usia 63 tahun. Syahidnya Ali bin Abi Thalib menandai berakhirnya era Khulafaur Rasyidin.